Workshop Kurikulum 2013

-

Knowledge #1

-

Knowledge #2

-

Knowledge #3

-

Silaturrahim 2014

-

Muktamar Muhammadiyah ke-47 Makassar

-

Pawai Ta'aruf

Gebyar Muktamar Muhammadiyah ke-47

Olympicad 2016

Sabtu, 30 Januari 2016 di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto

Selamat dan Sukses

MUSYDA MUHAMMADIYAH-'AISYIYAH KABUPATEN BANYUMAS 2016

Marhaban Ya Ramadhan

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 H

Senin, 10 Oktober 2016

Pelantikan 3 Kepala SMP Muhammadiyah eks Kotip Purwokerto

PURWOKERTO, Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banyumas melantik tiga kepala sekolah untuk periode 2016-2020. Pelantikan dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Tanjung, Jumat (30/9). 
 
Masing-masing Kepala Sekolah yang dilantik yakni Siti Ngatiatun SPd sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto, Drs N Fredy Franmoko MPd sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto, dan Endah Susanti SPd Bio sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas. Majelis Dikdasmen PDM Banyumas juga mengangkat 18 guru dan karyawan Majelis Dikdasmen menjadi pegawai tetap.
 
Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kabupaten Banyumas, ‎‎Drs H Warmanto MPd  mengatakan, dalam aturan Majelis Dikdasmen, masa bakti untuk jabatan kepala sekolah selama empat tahun dan maksimal dua periode. Saat ini, Kepala SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas sudah menjabat selama dua periode sehingga dilakukan pergantian. Pergantian kepala sekolah dilaksanakan melalui seleksi yang diikuti oleh guru dan karyawan Majelis Dikdasmen. 
 
Setelah diseleksi akhirnya didapat seorang guru dari SMP Muhammadiyah Kebasen, Endah Susanti SPd Bio yang akan menjabat sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas. Bersamaan dengan pelantikan ini, Majelis Dikdasnes juga merotasi Kepala SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto dan Kepala SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto.
 
"Hal ini dimaksudkan agar dinamika serta suasana kerja semakin bergairah. Selain itu diharapkan, rotasi akan membuat sekolah lebih maju. Artinya, parameternya menjadi lebih disukai masyarakat." katanya ditemui usai acara.
 
Sedangkan 18 guru dan karyawan yang ditetapkan menjadi pegawai tetap merupakan orang-orang yang sudah mengabdi mulai dari tahun 1996 hingga tahun 2004.
 
"Jadi sudah sepantasnya mereka menerima SK menjadi pegawai tetap," kata dia.
 
Siti Ngatiatun mengatakan dirinya tidak keberatan dirotasi meski sudah terjalin hubungan emosional erat dengan jajaran di sekolah sebelumnya. Menurutnya, sebagai seorang pendidik, dirinya siap ditugaskan di manapun berada. "Harapannya ditempat baru ini bisa bekerja lebih baik lagi," katanya. 
 
Acara kemarin dihadiri Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas, Anjar Nugroho serta‎  jajaran Majelis Dikdasmen PDM Kabupaten Banyumas. (rar/satelitnews)

Senin, 03 Oktober 2016

Gallery Pelantikan Kepala Sekolah dan Penyerahan SK Pegawai Tetap Majelis 2016

Pelantikan Kepala Sekolah dan Penyerahan SK Kepala TU, Bendahara Pembantu Majelis dan Pegawai Tetap Majelis 2016
 

Selasa, 27 September 2016

Data Siswa SMA/MA/SMK

Data Siswa SMA/SMA & MA Muhammadiyah TP. 2017/2018

No Nama Sekolah/Madrasah I II III JML
1 SMA Muh. 1 Purwokerto 87 97 124 308
2 SMA Muh. Sokaraja 50 62 50 162
3 SMA Muh. Tambak 64 53 32 149
4 SMA MBS Zam-Zam 61 51 58 170
5 SMK Muh. 1 Purwokerto 266 248 165 679
6 SMK Muh. 3 Purwokerto 314 291 273 878
7 SMK Muh. 1 Ajibarang 396 390 384 1170
8 SMK Muh. 2 Ajibarang 319 306 342 967
9 SMK Muh. Sumpiuh 210 180 195 585
10 SMK Muh. Somagede 238 254 187 679
11 MA Muh. Purwokerto 15 18 16 49
12 MA Muh. Pekuncen 30 30 36 96
Jumlah 2050 1980 1862 5892

Data Siswa SMP/MTs

Data Siswa SMP/MTs Muhammadiyah TP. 2017/2018

No Nama Sekolah/Madrasah I II III JML
1 SMP Muh. Ajibarang 144 149 172 465
2 SMP Muh 1 Purwokerto 189 201 210 600
3 SMP Muh. 2 Purwokerto 74 110 120 304
4 SMP Muh. 3 Purwokerto 109 93 100 302
5 SMP Muh. Sumpiuh 13 20 14 47
6 SMP Muh. Rawalo 52 66 45 163
7 SMP Muh. Sokaraja 143 139 112 394
8 SMP Muh. Kembaran 11 17 27 55
9 SMP Muh. Jatilawang 58 63 58 179
10 SMP Muh. Kemranjen 16 25 19 60
11 SMP Muh. Beji Kedungbanteng 38 51 35 124
12 SMP Muh. 1 Karanglewas 20 29 29 78
13 SMP Muh. 2 Karanglewas 77 68 53 198
14 SMP Muh. Cilongok 323 286 177 786
15 SMP Muh. Banyumas 52 42 38 132
16 SMP Muh. Purwojati 42 50 58 150
17 SMP Muh. Kebasen 27 31 33 91
18 SMP Muh. Wangon 69 77 85 231
19 SMP Muh. Tambak 30 20 21 71
20 SMP Muh. Sumbang 126 118 122 366
21 MTs. Muh. Purwokerto 79 78 70 227
22 MTs. Muh. Wangon 35 17 34 86
23 MTs. Muh. Pekuncen 35 45 31 111
24 MTs. Muh. Patikraja 67 57 48 172
25 MTs. Muh. Sirau 45 39 57 141
Jumlah 1874 1891 1768 5533

Data Siswa SD/MI

Data Siswa SD/MI Muhammadiyah TP. 2017/2018

No Nama Sekolah/Madrasah I II III IV V VI JML
1 MI Muh. Pandansari Ajibarang 15 12 19 18 10 22 96
2 MI Muh. Ajibarang Kulon 66 68 65 46 40 48 333
3 MI Muh. Tambakan Ajibarang 32 29 20 20 28 24 153
4 MI Muh. Sunyalangu Kr lewas 14 21 21 15 16 11 98
5 MI Muh. Kedungwuluh lor 36 29 26 15 27 21 154
6 MI Muh. Patikraja 41 33 41 24 28 19 186
7 MI Muh. Cindaga 37 29 47 35 34 18 200
8 MI Muh. Pejogol 20 28 23 28 19 17 135
9 MI Muh. Jatisaba / cilongok 28 19 26 29 25 32 159
10 MI Muh. Curuglosari 25 25 24 22 21 20 137
11 MI Muh. Sirau 1 20 16 20 16 20 14 106
12 MI Muh. Kemranjen Sirau 2 24 22 21 21 15 20 123
13 MI Muh. Panembangan 10 13 19 23 17 14 96
14 MI Muh. Kedungbanteng/Beji 52 34 51 18 25 21 201
15 MI Muh. Pasir Muncang 40 31 33 32 13 11 160
16 MI Muh. Gentawangi 11 7 9 11 9 9 56
17 MI Muh. Tinggarjaya Jatilawang 50 35 51 38 34 47 255
18 MI Muh. Karangtalun Kidul 45 34 27 35 22 37 200
19 MI Muh. Kasegeran 1 16 27 16 20 20 16 115
20 MI Muh. Kasegeran 2 18 7 17 18 11 8 79
21 MI Muh. Sidabowa 20 36 20 16 16 17 125
22 MI Muh. Lumbir 27 13 17 18 14 14 103
23 MI Muh. Wangon 55 61 42 50 42 57 307
24 MI Muh. Kr lewas Kidul 31 29 45 26 26 45 202
25 MI Muh. Kalipetung 44 47 31 24 36 24 206
26 MI Muh. Kranggan/pekuncen 19 9 12 16 14 21 91
27 MI Muh. Krajan Pekuncen 26 25 20 15 25 22 133
28 MI Muh. Singasari Kr Lewas 42 27 33 22 24 24 172
29 MI Muh. Kembaran, Kramat 13 20 28 30 30 31 152
30 MI Muh. Pasir lor 16 27 28 22 18 23 134
31 MI Muh. Karanglo 30 20 34 25 39 27 175
32 MI Muh. Sidamulya 15 16 10 16 19 20 96
33 MI Al Islam Karangpetir 9 15 15 7 13 12 71
34 MI Islamiyah Karangpetir 28 26 26 19 23 20 142
35 MI Miftahul Huda Gebangsari 13 9 12 8 10 13 65
36 MI Fathul Ulum Karangpetir 16 8 9 10 11 7 61
37 MI Muhammadiyah Gandatapa 27 28 19 21 7 ~ 102
38 MI Al-Ikhlas Karangpucung 13 16 13 17 16 15 90
39 SD Muh. Purwokerto 41 45 45 35 33 19 218
40 SD Muh. Pwt Barat 21 19 23 13 14 9 99
41 SD Muh. Cipete 61 49 52 58 47 30 297
42 SD Muh. Pekuncen. 28 27 21 23 26 27 152
43 SD Unggulan Aisyiyah Cilongok 13 14 19 17 19 18 100
44 SD IT Muh Rawalo 39 39 25 36 34 19 192
45 SD UMP 68 63 60 59 55 56 361
Jumlah 1315 1207 1235 1087 1045 999 6888

Jumat, 26 Agustus 2016

Trik Jenius Perkalian Super Cepat



Sepintas dari judulnya, pasti semua sudah bisa menebak, bahkan ada yang berucap “ah...sudah pernah tuh..”. Memang benar, postingan kali ini mungkin sudah banyak dijumpai didunia maya maupun dunia ahmad (wuiss ngaco neh yang nulis), apalagi bagi para guru Matematika, ini mungkin sudah biasa, tapi bagaimana bagi yang belum tahu?

Link Silabus & Buku BSE rev 2016 (SMP & MTs)


BUKU GURU KURIKULUM 2013 Revisi 2016

1. Matematika
    Download 1
    Download 2

2. IPA
    Download 1
    Download 2

3. IPS
    Download 1
    Download 2

4. Bahasa Indonesia
    Download 1
    Download 2

5. Bahasa Inggris
    Download 1
    Download 2

6. PPKn
    Download 1
    Download 2

7. PenjasOrkes
    Download 1
    Download 2

8. Prakarya
    Download 1
    Download 2

9. Seni Budaya
    Download 1
    Download 2
Buku SISWA Kur 2013 Revisi 2016

1. Matematika
    Download 1
    Download 2

2. IPA
    Download 1
    Download 2

3. IPS
    Download

4. Bahasa Indonesia
    Download

5. Bahasa Inggris
    Download

6. PPKn
    Download

7. PenjasOrkes
    Download
   
8. Prakarya
    Download

9. Seni Budaya
    Download




taken from : WA Mrs. Santhy Hawanti, Ph.D

Senin, 25 Juli 2016

Silaturrahmi Perguruan Muhammadiyah Kab. Banyumas 1437 H

Purwokerto. Silaturrahmi Pengurus Majelis Dikdasmen PDM Banyumas beserta Guru dan Karyawan sekolah Muhammadiyah se Kabupaten Banyumas 1437 H sekaligus lepas sambut pengurus Dikdasmen lama (2010-2015) dengan pengurus baru (2015-2020) pada Senin lalu berjalan lancar.

Dalam sambutannya Ir. Drs. H. Sakuri Dahlan M.T. (2010-2015) menaruh harapan besar kepada kepengurusan yang baru agar estafet pengelolaan dan pelayanan Majelis Dikdasmen terhadap sekolah/ madrasah Muhammadiyah ini ke depan bisa terus ditingkatkan, sekolah/ madrasah tidak hanya meningkat dari segi kuantitas, namun juga dari segi kualitas.

Sementara itu Drs. Warmanto, M.Pd. (2015-2020) menyambut baik estafet dari kepengurusan yang lama. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kedepan minimal adalah bagaimana menjadikan sekolah/ madrasah Muhammadiyah sebagai sekolah/ madrasah tujuan, bukan sebagai alternative terakhir karena sudah tidak diterima di sekolah lain. Hal ini bisa tercapai dengan cara meningkatkan kualitas manajemen sekolah/ madrasah menjadi lebih baik, sebab dengan manajemen sekolah/ madrasah yang baik ini akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat yang tinggi untuk menyekolahkan putra purtinya di sekolah/ madrasah Muhammadiyah. Selain itu di akhir sambutannya beliau menyampaikan dua hal sebagai kunci untuk meningkatan pengelolaan sekolah/ madrasah agar lebih baik yakni disiplin dan melayani (pelayanan).

Sebagai akhir dari rangkaian kegiatan silaturahmi adalah tausyiyah yang disampaikan oleh H. Ibnu Hasan MH., S.Ag., M.S.I (Ketua PDM Banyumas 2015-2020). Adalah menjadi kekhasannya dalam berceramah dimana beliau tidak berpanjang lebar dalam ceramahnya, sebagai inti tausyiahnya beliau menyampaikan 4 pilar silaturrahmi, yaitu; Ta’aruf (saling mengenal), Tafahum (saling memahami), Takaful (saling menjamin), dan terakhir adalah Ta’awun (saling menolong/ membantu). Empat pilar ini jika direpresentasikan ke dalam manajemen sekolah/ madrasah Muhammadiyah, in sya Allah apa yang dicita-citakan sekolah/ madrasah Muhammadiyah akan tercapai dengan mudah. Dengan silaturrahmi, sekolah/ madrasah akan memberikan layanan terbaik kepada para siswa juga kepada masyarakat luas. Sedang di internal sekolah/ madrasah sendiri hikmahnya setiap pribadi baik guru maupun karyawan akan mengoptimalkan fungsi dan tugas masing-masing. Adapun pesan terakhir dalam tausyiyah beliau, yang harus dihindarkan atau dijauhi di sekolah/ madrasah dan majelis-majelis adalah “Kelihatannya mereka berkumpul bersama tetapi hati mereka bercerai berai”. (mzn)

Kamis, 19 Mei 2016

Sekolah untuk Sukses, benarkah?

Kata SUKSES  adalah serangkaian huruf yang tidak asing lagi di telinga kita, ada yang benar-benar mengerti penuh maksudnya ada juga yang hanya latah mengucapkannya. Makna sukses pada hakekatnya sudah pernah diuraikan dalam salah satu artikel di blog ini juga (klik disini), dan berikut adalah seri lanjutan dari apa yang tersembunyi dalam 6 (enam) susunan huruf yang dahsyat ini. 

Ada begitu banyak alasan kenapa seseorang ingin sekolah. Ada yang karena mengejar  Ijasah, ada yang karena dipaksa oleh orang tua, ada yang karena ingin menaikkan derajat keluarga, ada juga yang karena ingin menuntut ilmu setinggi-tingginya. Namun terkadang beberapa orang merasa kecewa, sudah sekolah tinggi-tinggi namun belum sukses juga. Jangankan sukses, mencari pekerjaan saja sulit. Dan beberapa orang lainnya justru sukses, meskipun tidak sekolah. Jadi, apakah Sekolah untuk Sukses? (Merry Riana).

Untuk sukses perlu sekolah (James Gwee), namun definisi dari sekolah itu harus jelas. Apakah sekolah termasuk pendidikan formil dan setelah itu sudah selesai, atau sekolah itu berjalan terus, setelah kita selesai sekolah - dapat ijasah, kita terus belajar lagi dari sekolah atau tempat-tempat belajar lainnya lagi, misalnya on the job training, belajar keterampilan lagi, dan sebagainya. “Formal education will get you a job, self education can make you rich (Jim Rohn)” dimana ini terkandung maksud bahwa “Orang yang setelah selesai sekolah dan dapat ijasah kemudian tidak mau lagi belajar, itu akan sulit sukses. Namun begitu tamat sekolah, keinginan belajarnya terus dan terus belajar, besar kemungkinan dia akan sukses”. Pepatah tiongkok bilang “hidup sampai tua, belajar sampai tua” dimana sekolah berarti tidak berhenti-berhenti belajar/ ongoing process

Islam sendiri mengajarkan, dimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya :   Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat” Hadits tersebut menjadi dasar dari ungkapan “Long life education” atau pendidikan seumur hidup.

Tujuan pendidikan adalah untuk keselamatan (Ki Hajar Dewantoro), ini mengandung arti kalau orang banyak tahu, banyak wacana, banyak wawasan maka dia akan terselamatkan dari salah-salah berpikir dan salah-salah bertindak. Namun ada yang berkata seperti ini, ada orang yang berpendidikan tinggi tapi dia belum sukses, malah di sosial dia sepertinya tidak punya people skill, social skill sehingga dia dijauhi. Tanya kenapa?.

Ingatlah bahwa pendidikan itu tidak hanya kognisi saja, disana ada hard skill (pendidikan teknis) seperti mengetik 10 jari, ada juga yang bersifat ilmu (ilmu fisika, kimia, matematika, pola-pola alam semesta seperti apa, inilah kognisi), dan yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan emosi/ afeksi, perasaan juga spiritualnya. Pendidikan/ kecerdasan emosi inilah yang akan membuat anda sampai dengan aman, pintar tapi tanpa penguasaan emosi itu bahaya, beresiko bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Saat anda sekolah kemudian didzolimi teman, difitnah teman, atau mungkin ada guru anda yang galak, ingatlah bahwa ini juga sekolah dalam rangka anda sedang belajar, yakni belajar melatih emosi supaya sabar dan ikhlas. Mari mulai saat ini kita berkomitmen untuk lebih mendalam menafkahi baik fikiran kita maupun perasaan kita, karena mendidik perasaan juga bagian dari keilmuan kita mendidik hati kita. Dan jadilah PEMBELAJAR SEJATI! (Dedi Susanto).

Kalau sekolah ini dimaknai sebagai proses belajar maka ini akan menghasilkan suatu kesuksesan (Kak Seto/ Seto Mulyadi), karena belajar yang terus menerus, belajar dalam pengertian mengubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, mengubah dari yang salah menjadi benar dan seterusnya. Tapi jika sekolah itu hanya sekedar berkumpul di sebuah tempat/gedung, kemudian narkoba, tawuran , bullying dan sebagainya hanya sekedar pergi ke sekolah, maka itu tidak akan menghasilkan kesuksesan.

Jika mengacu kepada definisi pendidikan dalam Undang-Undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan adalah “suatu proses pembelajaran yang direncanakan agar peserta didik bisa mengembangkan potensinya secara optimal”, dan juga “memberdayakan”, karena setiap anak pada dasarnya unggul, cerdas, dengan berbagai macam spektrum yang luas, bisa cerdas matematika, musik, menggambar, olah raga, teater dan sebagainya. Nah, jika potensi ini dikembangkan, maka sebagai contoh ini bisa menghasilkan 5 (lima) Rudi yang berbeda; Rudi Habibie, Rudi Hartono, Rudi Salam, Rudi Khoerudin, atau Rudi Hadi Soewarno,?! Semuanya hebat!.

Berikut petikan wawancara Merry Riana dengan Kak Seto.

Apakah pendidikan formal segitu pentingnya sampai harus S1, S2 bahkan sampai menjadi Professor?
Bagi saya sekolah adalah tempat saya untuk belajar, dan saya mendapatkan cukup banyak hal seperti belajar berfikir logis, sistematis, kemudian kreativitas juga bisa diasah untuk menemukan jawaban dari persoalan yang dipelajari/ hadapi. Selama itu bukan sekedar mengejar gelar, tapi justru untuk pembelajaran maka itu saya lakukan, karena itu semua hanyalah alat untuk mendapatkan keberhasilan dalam hidup ini.

Saat ini banyak anak-anak sekolah yang pergi ke sekolah tapi tidak belajar, apa yang menyebabkan mereka pergi ke sekolah tapi tidak belajar?
Semua harus menjadi koreksi kita bersama. Jadi mungkin ada kesalahan dari kurikulum misalnya, kurikulum yang tidak layak/ ramah untuk anak. Kemudian guru, mungkin juga harus menjadi introspeksi. Jadi, guru yang terbaik adalah guru yang menjadi sahabat anak, guru yang sebagai fasilitator, bukan sebagai instruktur saja, main perintah, komando, kemudian dengan berbagai cara-cara kekerasan, ini yang akan menghasilkan anak-anak dengan tingkat stress yang tinggi.

Karena begini, pada dasarnya anak-anak ini senang belajar. Coba kenapa anak-anak di Jepang pintar bahasa Jepang, yang di Inggris pintar bahasa Inggris, di Jawa pintar bahasa Jawa, di Jakarta pintar bahasa Jakarta? Ini karena mendengar ohaiyo gozaimas, good morning, sugeng enjing, selamat pagi ribuan kali dengan penuh suasana gembira. Begitulah proses belajar bahasa, dimana bayi-bayi cepat sekali menguasai bahasa ibunya. Kalau saja matematika, kimia, fisika, biologi, sejarah dan semua mata pelajaran itu diperkenalkan dengan cara seperti mengenalkan bahasa ibunya dengan penuh kasih sayang, dengan penuh kekuatan cinta, bukan cinta pada kekuatan atau pada kekerasan, anak-anak akan senang belajar. Coba saja, anak-anak belajar tengkurap, duduk, kan gembira sekali, tapi begitu masuk sekolah formal kenapa jadi stress? Ya karena tadi, penuh dengan nuansa kekerasan akhirnya terjadi perlawanan, jadi kontraproduktif. Jadi seharusnya suasana pembelajaran memang mengasikkan, menyenangkan, menantang, sehingga motivasinya adalah motivasi internal bukan eksternal, bukan karena takut/ disuruh tapi karena memang mengasikkan belajar ini. Dan ini akan menjadikan anak pembelajar seumur hidup.

Bagaimana dengan fenomena sudah sekolah tinggi tapi tidak sukses, sedangkan yang tidak sekolah malah sukses?
Mungkin yang sukses itu belajarnya melalui kampus yang bernama masyarakat. Artinya proses belajar itu terjadi tidak didalam kampus/ sekolah tapi di dalam masyarakat. Karena kita tahu bahwa sesuai dengan UU Sisdiknas, pendidikan itu ada jalur formal, informal dan nonformal. Informal ini di dalam keluarga dan nonformal ini di dalam masyarakat, bisa melalui bimbingan belajar, kursus, bisa juga dari masyarakat itu sendiri, dari pengalaman sehari-hari. Boleh jadi anak jalanan yang menguasai bisnis dia belajar dari pengalaman sehari-hari yang jauh lebih berharga dari pada harus menghafal teksbuk yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Kesimpulan

Hal yang harus diperhatikan dan dicermati :
1.       Sekolah = menuju ke suatu tempat (misalnya ke suatu gedung)
2.       Belajar = adalah sebuah proses
3.       Pendidikan = mengembangkan potensi seseorang
Jadi, kalau ingin sukses nomor 3 harus ada, nomor 2 harus ada, mudah-mudahan tercapainya di nomor 1.

When you grow, your income will grow (begitu kita bertumbuh, kemampuan kita bertumbuh, pengetahuan kita bertumbuh, ketarampilan kita bertumbuh,  maka prestasi kita akan meningkat, dengan begitu otomatis penghasilan kita juga akan meningkat).
Jadi yang difokuskan bukan penghasilannya, yang difokuskan adalah kitanya, karena penghasilan hanya akibat dari kita, so.. invest in yourself. 

Mulai saat ini jika Anda mendapatkan gaji, lebih-lebih para guru yang disamping gaji juga mendapatkan sertifikasi guru, tolong yang difikirkan jangan handphone apa yang mau dibeli, jangan motor/ mobil apa yang harus dibeli atau apa yang mau cepat-cepat diganti sementara semuanya sudah dimiliki dan masih layak, tapi… berapa persen dari gaji anda atau sertifikasi anda, dialokasikan untuk mengembangkan kualitas diri anda sendiri. Karena kalau kualitas kita meningkat maka omset meningkat.


Disarikan dari: sekolah_untuk_sukses#i’m_possible__oleh misno                 

Minggu, 01 Mei 2016

Tidak punya cukup uang dan waktu untuk pergi berlibur bersama siswa/ anak? Google Institut Budaya bisa menjadi jawaban buat Kita.

“Siapa yang mau berlibur?” Bila pertanyaan ini disampaikan ke siswa/ anak-anak kita, bisa dipastikan jawabanya “Saya.../ Aku mau....”, begitu kira-kira teriakan para siswa, atau bahkan anak kita sendiri. Berlibur memang menyenangkan dan selalu dinanti. Namun siapa sangka kalau untuk menuju ke suatu tempat yang jauh dan populer akan memakan biaya yang tidak sedikit. Bila ini dilakukan dalam sebuah keluarga pertimbangan lainnya adalah soal waktu, ya waktu, terlebih bagi orang tua yang sibuk bekerja, hal ini akan sulit untuk mencocokkan waktunya,  butuh sedikit usaha meluangkan waktu untuk berlibur bersama anak. Namun, saat biaya menjadi kendala dan kecocokan waktu tersebut belum tiba, Google Institut Budaya, atau Google Cultural Institute, bisa menjadi alternatif pergi berlibur buat para siswa disekolah maupun keluarga.

Apa itu Google Institut Budaya?, Google Institut Budaya adalah sebuah proyek Google untuk menghadirkan berbagai kebudayaan dunia langsung di perangkat Kita secara gratis, dengan menggunakan koneksi internet. Penjelajahan virtual yang dimaksudkan agar mereka yang belum berkesempatan mengunjungi suatu lokasi budaya, dapat mengaksesnya terlebih dahulu melalui proyek institut budaya ini. Menggunakan Google Institut Budaya bisa menjadi alternatif pergi berlibur untuk sekolah maupun keluarga.
Sebelumnya, terdapat Encarta, sebuah produk berbasis ensiklopedia dari Microsoft, yang juga menyediakan pengalaman penjelajahan virtual – tidak hanya ke masa kini, namun juga ke masa lalu, seperti berbagai situs sejarah saat masih hidup. Namun Encarta ditutup setelah terkalahkan oleh Wikipedia, produk yang sama namun bisa diakses secara gratis oleh penggunanya.


 Berawal dari inisiatif Google Art Project yang diluncurkan pada 2011, Google Institut Budaya dibuka pada tahun yang sama, dan selain pameran karya seni, institut budaya ini mulai mengusahakan berbagai kerja sama dengan museum maupun pengelola situs sejarah agar tempat-tempat ini dapat kita ‘kunjungi’ dari mana saja. Tinggal ajak para siswa/ anak-anak duduk bareng, pilih dan tonton!

Teruntuk yang punya rasa penasaran akan budaya, ujar Google dalam laman Tentang Google Institut Budaya. Google Institut Budaya mengajak kita semua, Guru, Siswa, Ayah, Ibu dan anak kita, untuk mengakses sumber pengetahuan interaktif yang mereka sediakan. Menggunakan berbagai foto asli, keluarga kita bisa seolah-olah sedang berlibur dengan berjalan-jalan di kawasan Borobudur. Ada pula pameran Kain Nusantara yang baru-baru saja diunggah Google bersamaan dengan peringatan Hari Batik Nasional. Seru, ya?

Mengapa sumber pengetahuan interaktif? Di Google Institut Budaya, anak tidak hanya sekadar membaca teks dengan sedikit gambar yang mungkin tampak membosankan di buku pelajaran sejarahnya, namun dapat menikmati ulasan baik berupa video maupun gambar, ditambah penjelajahan virtual yang memukau. Keluarga Kita bisa memilih ke mana ingin berkunjung, dan bagian mana yang ingin diketahui. Anak bahkan bisa menyimpan foto atau karya seni yang disukai sebagai koleksi pribadi.

Menurut James Paul Gee, profesor studi literasi di Arizona State University, sumber pengetahuan interaktif yang disediakan teknologi modern memungkinkan anak untuk ‘terjun langsung’ ke dalam konteks belajar mereka. Anak bisa mencoba hal-hal yang ingin mereka ketahui, selagi belajar menguasai teknologi tersebut. Hal serupa disediakan oleh Google Cultural Institute, yang membuat belajar lebih menyenangkan, dan membuat budaya lebih menarik untuk dipelajari!
 
Dalam mengakses laman Google Institut Budaya, Guru, Ayah, Ibu bisa berunding atau langsung menantang siswa/ anak untuk menjadi juru mudinya. Artinya, kita memberikan kesempatan bagi anak untuk menelusuri apa yang ingin ia ketahui sepenuhnya. Biarkan anak mencoba memilih, memutar video, atau mengarahkan penjelajahan virtual sekolah/ keluarga kita – bahkan bisa jadi siswa/ anak nantinya mengajari kita bagaimana menggunakan Google Institut Budaya!

Jadi, ketidaktersediaan budget/ dana dan sedikit waktu bepergian bukan alasan untuk tidak berlibur dan belajar bersama siswa/ anak, dan tentunya tetap harus dalam pengawasan dan bimbingan guru maupun orangtua. Setuju?


Source: http://temantakita.com with several edited by: misno

Jumat, 26 Februari 2016

Olympicad 2016

Olympicad 2016 Moment