Dalam sebuah institusi jaman now
bawahan dan atasan adalah hubungan kemitraan / horizontal status yang
masing-masing memegang peranan dengan simbiose mutualisme. Berbeda dengan jaman
feodalisme dimana bawahan adalah pelaku, obyek dan dilarang berimprovisasi
apalagi inovasi, menjadi bawahan hanya memiliki satu syarat yaitu menurut dan
melaksanakan perintah tanpa bertanya.
Menjadi pemimpin dalam sebuah
institusi harus memiliki beda potensial yang lebih tinggi dibanding dengan yang
lain yang dapat menjadikan ketundukan otomatis pada anak buah yang dipimpin
bukan harus memaksa tanpa logika. Pemimpin
menduduki posisi paling atas sebagai sumber energi yang tidak boleh habis sehingga harus muncul beda potensial dengan
bawahanya. Pemimpin akan terkena hukum sebab akibat dari rumus beda potensial
ini sehingga dengan alasan apapun
seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dominan dari yang
dipimpin. Jika beda potensial ini tidak
muncul dari seorang pemimpin maka akan menjadi boneka kehidupan karena semua
inisiatif dan kreatifitas ditentukan oleh bawahanya. Tidak ada pilihan lain
seorang pemimpin harus selalu berinovasi, memperluas wawasan dan jaringan
menambah ilmu mengembangkan ilmu yang sudah digenggamnya.
Bawahan yang cerdas bukanlah
ancaman karena justru dari bawahan yang cerdas itulah muncul inspirasi bagi
pemimpin yang cerdas untuk menggali variable kemajuan. Munculnya perbedaan
persepsi bisa menjadi bahan diskusi dalam mencari solusi demi kemajuan institusi.
Jika kita menjadi bawahan jadilah
bawahan yang cerdas penuh inovasi dan kreasi sehingga memberikan input positif
bagi pengembangan institusi. Kalaupun
ide-ide kita mungkin tidak bisa dioperasikan dalam institusi paling tidak
setiap aktifitas dan langkah gerak positif kita diluar sana mampu mengangkat nama
institusi kita. Didalam institusi kita adalah pekerja team sehingga kita harus menjalankan tugas dan
fungsi berdasar peran yang dibebankan pada kita secara maksimal dan bekerja dengan model team work. Akan tetapi
diluarsana kita single player maka kita harus bisa memainkan peranan kita
sebagai single fighter maka kompetensi pribadi yang harus kita tonjolkan.
Bukankah seekor Singa akan
berburu mangsa sendirian ?
Seekor rajawali selalu terbang
sendiri … The eagle flies alone.
Ajibarang, 22 Rajab 1439 H_____________________________
Written by: Mardiyanto (Guru SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang)
0 komentar:
Posting Komentar