Workshop Kurikulum 2013

-

Knowledge #1

-

Knowledge #2

-

Knowledge #3

-

Silaturrahim 2014

-

Muktamar Muhammadiyah ke-47 Makassar

-

Pawai Ta'aruf

Gebyar Muktamar Muhammadiyah ke-47

Olympicad 2016

Sabtu, 30 Januari 2016 di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto

Selamat dan Sukses

MUSYDA MUHAMMADIYAH-'AISYIYAH KABUPATEN BANYUMAS 2016

Marhaban Ya Ramadhan

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 H

Minggu, 17 Agustus 2014

Gallery Silaturrahim 2014

Silaturrahim 2014 Moment
 

Manusia Sukses Itu Apa?

Memang agak sedikit besar untuk ukuran saya yang mungil begini hendak mengungkapkan hal ini. Adalah sudah menjadi wacana umum bahwa negara kita ini sedang mengalami sakit, namun kita sepakat bahwa kita tidak sedang mengalami krisis moneter, krisis politik, krisis ekonomi, itu semua hanya bekas, karena sumber krisis yang sebenarnya adalah krisis akhlak. Inilah sebenarnya sumber utama yang menggerogoti kesehatan negara kita ini. Hal ini terbukti kala :

-     Akhlak buruk, maka berekonomi licik
-     Akhlak buruk, maka berpolitik serakah/ dzalim
-     Akhlak buruk, maka berumah tangga, rumah tangga bisa jadi bencana, 

dan begitu seterusnya pada setiap sendi kehidupan kita yang tidak didasari dengan akhlakul karimah, maka keburukanlah pula hasilnya. Jadi sehebat apapun kita merindukan bangsa ini bangkit tapi kalau akhlak tidak menjadi prioritas program kita, kita hanya bersiap bahwa penderitaan kita masih panjang.

Muncullah pertanyaan, kenapa bisa begini?

Orang bisa berakhlak buruk ada beberapa faktor penyebanya. Negara kita menjadi “babak belur” seperti ini karena beberapa orang kita yang diberi amanah tidak amanah, ternyata ini adalah hasil dari suatu pendidikan, kalau pola pendidikan salah ya hasilnya jadi salah. Juga karena yang pernah merusak bangsa ini siapapun itu dulunya adalah anak-anak, berarti pernah ada 2 (dua) hal minimal yang harus kita evaluasi, yaitu : Tata nilai pendidikan di keluarga dan Tata nilai pendidikan yang ada di lingkungan masyarakat.

Beribu lulusan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta telah diwisuda, bahkan dengan status cumlaude, namun sampai saat ini Indonesia masih “babak belur”. Metode pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah sudah sering diperbaharui, hasilnya lulusannya memiliki nilai kelulusan yang tinggi, namun lagi-lagi sampai saat ini Indonesia masih “babak belur”. Tanya kenapa?

Sadar atau tidak terkadang kita masih salah. Maaf, kita masih mengukur kesuksesan anak kita itu jika nilainya baik, kita tidak tahu dia nyontek atau tidak. Kita mengukur; “Tuh anak saya bintang kelas, paling pandai”, tapi kita tidak tahu kalau dia pendengki kepada sesama bintang kelas lainnya atau tidak, dia sombong atau tidak. Disaat berbeda ada yang mengukur juga; “Tuh anak saya sudah sarjana”, begitu bangga dengan gelar sarjana, tapi kita tidak menilai bagaimana etika dia kepada guru/ dosennya, bagaimana semasa kuliah apakah bisa menjaga diri dalam pergaulannya, karena kenyataannya terkadang ada mahasiswa yang selama kuliah tidak bisa menjaga kemuliaan sikapnya. Juga nyontek, ngaji tidak bisa, sholat kadang-kadang, tapi kita sudah bangga menganggap anak kita sukses, kita tidak mengukur akhlak.

Disaat yang lain, kalau ada adik kakak di rumah yang sudah besar-besar diukur; ”tuh, kaya anak saya yang ke 3 (tiga) sudah punya rumah, punya mobil, tidak seperti yang sulung, dia mah rumah aja masih ngontrak, boro-boro punya mobil”. Jadi kita masih mengukur kesuksesan itu hanya dari harta. Kalau pola alat ukur kita hanya duniawi saja, maka jadi sarjana pecinta dunia, jadi pejabat pecinta dunia, masih mending kalau dia mendapatkan dunianya dengan cara yang halal, yang repot dia untuk mendapat pujian kesuksesan sampai dia dzalim kepada dirinya, keluarganya dan bahkan orang-orang disekitarnya. Jadilah seperti kita ini, karena alat ukurnya baru sampai pada tataran dunia belum pada tataran akhlak.

Jadi dengan ini saya berharap kita bisa mengevaluasi, kalau negara ini ingin sukses, pertanyaanya sampai sejauh mana kita mengukur manusia sukses itu apa.
Kalau dalam Islam itu dikatakan : “Inna akromakum ‘indallahi atqokum” (QS. Al-Hujurat: 13), “Sesungguhnya orang yang paling sukses/ mulia diantara kamu sekalian disisi Allah adalah orang yang berhasil mengerahkan segala potensinya untuk taat kepada Allah dengan jalan banyak manfaat kepada hamba-hambanya (inilah Taqwa)”. Jadi Taqwa adalah orang yang betul-betul gigih dalam usaha memperbaiki diri, taat kepada Allah SWT, sekuat tenaga menjaga diri dari kedzaliman, kemaksiatan, dan bergairah memompa dirinya untuk manfaat bagi sesamanya.

Semoga yang kecil ini tadi bisa membantu membuat perubahan, dan alangkah indahnya bila momentum ini datang dari rumah. Seorang ibu; “anak-anak, ibu akan senang bila kalian mendapat nilai 9 yang terpenting kalian jujur, ibu lebih bangga jika kalian mendapat nilai 6 dari pada 10 tapi nyontek. Apa artinya sebuah nilai kalau kalian tidak bernilai.”, anak-anak menjawab; ”baik ibu.”. Begitulah Ibu yang baik.


(disarikan dari Tausiyah KH. Abdullah Gymnastiar oleh mizn)

Selasa, 12 Agustus 2014

Silaturrahim Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Tahun 2014




Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin...., puji syukur kehadirat Allah SWT, Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Kemarin tepatnya hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 telah dilaksanakan “Silaturrahim dan Branding Sekolah Muhammadiyah Kabupaten Banyumas”  dengan tema “Reformasi Kinerja untuk Kebangkitan Sekolah Muhammadiyah” yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 1000 (seribu) peserta yang terdiri dari pengurus Majelis Dikdasmen Muhammadiyah, Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan Sekolah Muhammadiyah Se Kabupaten Banyumas, serta ratusan siswa siswi sekolah Muhammadiyah yang ikut meramaikan jalannya acara tersebut dengan menampilkan berbagai kreatifitasnya berjalan lancar dan kondusif. 

Acara ini dihadiri pula oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dan juga Kepala MAPENDA Kabupaten Banyumas, yang kesemuanya diberikan cukup waktu untuk memberikan sambutan. Adalah sesuatu yang luar biasa ketika para pemimpin-pemimpin ini memberikan sambutannya, mengingat dari beliaulah perhatian yang diharapkan bagi para Guru dan Karyawan sekolah Muhammadiyah sebagai Bapak dalam dunia pendidikan yang nantinya menjadi motivasi yang positif dalam mengemban amanah pendidikan. Tidak hanya itu, acara pun berlangsung semakin hebat ketika pembicara tampil dan mulai memberikan motivasi-motivasi dalam hal ini beliau Bapak Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, M.Eng., semua merasa semangat dan antusias.

Semoga setelah ini kinerja sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi lebih baik kedepannya, dan bahkan bisa menjadi contoh untuk sekolah-sekolah diluar Muhammadiyah dalam hal bagaimana mencetak generasi-generasi muda yang pintar lagi berakhlak, yang punya nilai tinggi lagi bernilai.
Tahun depan kiranya acara ini akan digelar dengan lebih baik lagi dengan tema yang berbeda menyesuaikan dengan kondisi yang akan datang dan dengan partisipasi yang lebih hebat lagi untuk sekolah-sekolah Muhammadiyah yang lebih baik.

Akhirnya....
Taqobbalallaahu minna wa minkum, minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan bathin  (mizn)