Workshop Kurikulum 2013

-

Knowledge #1

-

Knowledge #2

-

Knowledge #3

-

Silaturrahim 2014

-

Muktamar Muhammadiyah ke-47 Makassar

-

Pawai Ta'aruf

Gebyar Muktamar Muhammadiyah ke-47

Olympicad 2016

Sabtu, 30 Januari 2016 di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto

Selamat dan Sukses

MUSYDA MUHAMMADIYAH-'AISYIYAH KABUPATEN BANYUMAS 2016

Marhaban Ya Ramadhan

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 H

Selasa, 25 Maret 2014

Program KBP Sebaiknya Dialihkan

PURWOKERTO – Terjadinya tumpang tindih program bantuan bagi siswa miskin yang berujung pada dobelnya nama siswa calon penerima bantuan, semestinya disikapi secara bijak.

Salah satunya dengan mengalihkan program tersebut untuk kegiatan lain yang berfungsi untuk memajukan pendidikan di sekolah. Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas Sakuri Dahlan mengatakan, bila program Kartu Banyumas Pintar (KBP) yang digagas pemerintah daerah, adalah untuk siswa miskin yang belum terlayani bantuan, maka program tersebut cukup tepat.

Namun, lanjut dia, jika program yang digulirkan itu justru berdampak terjadinya tumpang tindih bantuan, maka sebaiknya program ini dikemas dalam bentuk lain yang lebih mengena. “Dana dari program itu dapat dialokasikan untuk kegiatan lain di sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Jadi jangan seluruh perhatian dicurahkan untuk siswa miskin,” terangnya.

Dia menilai, saat ini masyarakat miskin sudah banyak dibiayai pemerintah, mulai dari program sekolah gratis hingga bantuan siswa miskin. Dengan banyaknya bantuan yang dialokasikan bagi masyarakat miskin tersebut, lanjut dia, dapat menjadikan mereka menjadi pemalas. “Mereka menjadi orang yang hanya menengadahkan tangan untuk mendapatkan bantuan. Ini tidak boleh terjadi, dan harus dikendalikan agar mereka tidak menjadi ketergantungan,” ungkap dia.


Kegiatan Penunjang

Menurutnya, justru program bantuan yang digulirkan pemerintah itu dialokasikan untuk menciptakan kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. “Misalnya kegiatan keterampilan robotika atau kegiatan keterampilan lain yang dapat menjadikan anak memiliki kepintaran dan keterampilan di bidang lain,” jelas Wakil Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) tersebut. Dia menambahkan, pada dasarnya pengalokasian dana bantuan bagi siswa miskin merupakan kebijakan yang baik. Namun demikian, langkah itu hendaknya tidak terlalu. 

Sebelumnya Pudji Raharjo, Kasi Pengendalian Mutu Dikdas Dinas Pendidikan Banyumas mengatakan, untuk program Kartu Banyumas Pintar, Pemkab menargetkan sebanyak 1.166 siswa SD dan 763 siswa SMP yang bakal menerima. “Namun demikian jumlah siswa yang terdaftar dobel sekitar 50 persen, padahal saat ini data sudah masuk KUAPPAS,” jelasnya.

Menurut dia, dobelnya nama siswa penerima KBP terjadi karena banyak program bantuan yang tumpang tindih. Awalnya pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang bersumber dari APBN. Pendataan dan penyaluran program ini belum selesai, pemerintah kembali menyalurkan BSM yang sumber pendanaannya dari APBN-P. Kemudian, pemerintah memberikan program baru berupa BSM yang datanya dari TNP2K. Selanjutnya pemerintah daerah berencana meluncurkan program KBP. (H48-40)

(Sumber : Suara Banyumas | Selasa, 18 Maret 2014 )